Masih
ada rasa tak percaya dengan apa yang ku dengar. “Apa iya yang tadi aku dengar
itu benar. Atau aku lagi bermimpi?” Itu yang jadi pikiranku. Kulihat wajahnya
Anisa. Manis sekali senyumannya. Ku tatap wajahnya dalam-dalam. Dia membalas
tatapanku dengan lembut. Tanpa sadar wajah kami saling berdekatan. Dan semakin
dekat. Dan akhirnya kami pun berciuman. Inilah ciuman pertamaku. Meski aku
sudah bertahun-tahun pacaran dengan mantanku dulu, belom pernah sekalipun aku
menciumnya. Jangankan menciumnya, pegangan tangan saja jarang-jarang aku
lakukan bersamanya. Ntah kenapa tanpa sadar aku melakukan itu. Setelah cukup
lama kami berciuman aku pun mengatakan bahwa aku juga sudah jatuh hati
kepadanya saat pertama kali bertemu di taman. Dia pun tersenyum bahagia
mendengar perkataanku itu. Kami berdua pun saling berpelukan sambil menikmati
malam yang indah itu.
Tanpa
sadar jam ditanganku sudah menunjukkan jam 10 malam. Waktu yang sudah tidak
pantas lagi bertamu di tempat orang lain. Meskipun aku dan dia bersebelahan
rumahnya. Walaupun aku tidak mau mengakhiri malam indah ini, tapi aku harus
mengerti tentang adab bertamu. Sudah seharusnya aku pulang. Biarpun aku begini,
aku masih menjunjung tinggi nilai kesopanan dan tata karma dalam bertamu. Aku pamit
kepada Anisa untuk pulang karena sudah malam dan tidak enak sama orang rumah
dan tetangga. Dia tersenyum kepadaku, aku pun membalas senyumannya. Posisi
tangan kami masih saling berpegangan. Hingga akhirnya dia tersadar dan
melepaskan tangannya. Aku hanya bisa tertawa saja melihat tingkah kami berdua.
Aku
menunggu dia untuk masuk kedalam rumah sebelum meninggalkan rumahnya. Saat dia
sudah masuk, aku pun pulang kerumah dengan perasaan sangat bergembira. Gimana
tidak? Anisa, wanita yang aku idam-idamkan ternyata menaruh rasa juga kepadaku.
Dan kini dia resmi menjadi pacarku. Aku pun langsung bergegas masuk kekamar
dengan hati berbunga-bunga. Masih tak menyangka aku dengan kejadian yang
barusan aku alami. Hingga akhirnya aku pun tersenyum-senyum sendiri dikamar. Malam
ini tak akan pernah aku lupakan.
0 komentar:
Posting Komentar