Bahasa Indonesia adalah bahasa ibu bagi kita warga negara Indonesia. Pentingnya kita mengetahui
tentang seluk - beluk bahasa kita sendiri dan juga tata bahasa yang
digunakan merupakan satu hal penting agar kita bisa menjadi warga negara yang
baik dan bermartabat.
Umumnya,
pengajaran bahasa Indonesia di dalam negeri terkesan membosankan. Sebagian
besar pelajar beranggapan bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa mereka
sehari-hari sehingga mereka cenderung meremehkannya
dan merasa tidak perlu untuk mempelajarinya lagi di sekolah. Dampaknya adalah nilai
dari hasil ujian nasional bahasa Indonesia yang diikuti oleh seluruh pelajar di
Indonesia yang diujikan tidak lebih baik dari bahasa Inggris. Bahkan bahasa
Indonesia itu sendiri merupakan bahasa tersulit ketiga di Asia.
Berbeda dengan di Indonesia, pengajaran bahasa Indonesia
di luar negeri justru menjadi hal yang menarik dan disambut dengan baik.
Setidaknya ada 52 negara asing yang telah membuka program bahasa Indonesia
(Indonesian Language Studies). Bisa diambil contoh
di kota Ho Chi Minh, ibukota Vietnam yang secara resmi menjadikan bahasa
Indonesia sebagai bahasa resmi kedua yang diresmikan pada bulan Desember 2007. Kebanyakan
pengajaran bahasa Indonesia dilakukan di berbagai lembaga. Lembaga-lembaga
tersebut umumnya berupa tempat kursus,
universitas, sekolah, dan sekolah Indonesia di luar negeri.
Selain di Vietnam, masih banyak lagi Negara –
Negara di dunia yang cukup dikenal. Contohnya
di Negara Korea Selatan, Maroko, Mesir, Jepang,
Australia dan masih banyak lagi Negara
yang lainnya di dunia. Pada kesempatan kali ini, saya akan
membahas tentang Sepak Terjang Bahasa Indonesia
Di Negeri Kangguru, Australia.
Menurut teman saya yang berkuliah
di salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Jakarta ini menyebutkan, bahwa di Negara Australia saat ini Bahasa
Indonesia sudah menjadi bahasa populer kedua di Negara
Kangguru tersebut. Bahkan di tingkat sekolah dasar menjadikan
bahasa Indonesia ini menjadi mata pelajaran wajib kedua.
Oleh karena itu, kita tidak perlu heran jika mendapati seorang anak SD di Australia yang dapat berbicara bahasa Indonesia dengan fasih. Selain itu, ada beberapa universitas di sana yang membuka jurusan bahasa atau sastra Indonesia.
Oleh karena itu, kita tidak perlu heran jika mendapati seorang anak SD di Australia yang dapat berbicara bahasa Indonesia dengan fasih. Selain itu, ada beberapa universitas di sana yang membuka jurusan bahasa atau sastra Indonesia.
Namun, perkembangan bahasa Indonesia di negara ini sempat
tersendat ketika pemerintah negara setempat memberikan travel
warning akibat teror bom yang terjadi di Bali. Hal ini
menurunkan minat para siswa di sana untuk belajar bahasa Indonesia karena
larangan berkunjung membuat mereka tidak dapat langsung praktek lapangan di
Indonesia. Salah satu kendala yang lainnya adalah masih minimnya tenaga
pengajar bahasa Indonesia. Sampai saat ini, Negara
yang dikenal dengan Boomerangnya tersebut masih membutuhkan lebih dari sekitar 400
orang tenaga pengajar. Kendala yang
selanjutnya adalah masih kurangnya tenaga pengajar yang benar berjurusan bahasa
Indonesia, karena kebanyakan tenaga pengajar yang
mengajar merupakan lulusan dari jurusan bahasa asing.
Cukup sekian informasi atau kajian yang bisa saya
sampaikan. Semoga dengan ini bisa menambah wawasan dan kecintaan kita terhadap
bahasa yang mempersatukan Bangsa
Indonesia, Bahasa Indonesia. Tetap dukung terus untuk menjadi Bahasa Indonesia menjadi
Bahasa Internasional.
Sumber :
3. Fahrudin Mualim,
Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Jakarta.